Islam mengharamkan zina dan segala bentuk penyimpangan seksual lainnya. Selain zina, di antara bentuk penyimpangan seksual yang semakin hari semakin meningkat jumlahnya adalah gay, lesbian, heteroseksual, anal seks, dan lain-lain.
Pengharaman zina dan jenis-jenis penyimpangan seksual lainnya bertujuan untuk menjaga kejelasan nasab umat manusia. Ilmu kedokteran modern menemukan bahwa zina dan segala jenis penyimpangan seksual lainnya menyebabkan terjadinya banyak penyakit seksual menular. Allah f berfirman, “Dan janganlah kalian mendekati zina! Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan seburuk-buruk cara.” (QS. Al-Isra’ [17]: 32)
Salah satu penyakit seksual menular yang umum terjadi di kalangan para pelaku penyimpangan seksual adalah sifilis. Sifilis atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama Treponema Pallidum. Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS). Umumnya, infeksi ini menyebar melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Hubungan seksual ini bisa berbentuk seks vaginal, anal, maupun oral.
BACA JUGA: Haramnya Zina Sebanding Efek Kerusakannya
Sifilis muncul secara besar-besaran pertama kalinya di Naples, Italia pada 1494-1495 M, pada masa invasi militer Perancis terhadap Italia. Saat itu perzinaan merajalela di antara pasukan perang Perancis, sampai-sampai penyakit itu dijuluki “penyakit Perancis”. Lalu penjajah salibis Eropa membawa penyakit sifilis ini ke wilayah-wilayah jajahan mereka di benua Afrika dan Asia.
Laporan WHO pada 2010 menyebutkan 64 % kasus sifilis tersebar melalui hubungan seksual antara pria dengan pria (homoseksual). Sementara Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) Kementrian Kesehatan RI 2012 menunjukkan bahwa pada 2011 angka kejadian sifilis di Indonesia diderita oleh waria sebesar 25 %, pekerja seks langsung sebesar 10 %, pria yang berhubungan seks dengan pria sebesar 10 %, dan pekerja seks tidak langsung sebesar 3 %.
Selain melalui hubungan intim, bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui cairan tubuh penderitanya, misalnya melalui tranfusi darah. Selain itu, berbagi jarum suntik juga bisa menularkan infeksi penyakit ini, baik pada pengguna narkoba suntik maupun pada penyuka seni merajah tubuh, misalnya tato dan menindik telinga.
Penularan sifilis juga bisa terjadi dari seorang wanita hamil kepada bayi yang dikandungnya. Kondisi ini dikenal sebagai sifilis kongenital. Infeksi ini bisa mengakibatkan kematian bayi di dalam kandungan.
Penderita sifilis bisa dengan mudah menularkan penyakit ini karena banyak di antara mereka yang hanya mengalami gejala-gejala ringan sehingga tidak sadar bahwa mereka telah terinfeksi. Gejala sifilis berkembang sesuai dengan tahapan sifilis yang dialami.
SIFILIS PRIMER
Gejala yang paling umum pada sifilis primer adalah munculnya luka pada penis, vagina, atau sekitar anus. Luka ini juga bisa muncul di bibir atau mulut, amandel, dan jari. Luka ini muncul 10-90 hari setelah bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh. Luka ini seringkali tidak diacuhkan oleh penderita sifilis karena tidak menimbulkan rasa sakit.
Pemulihan luka memakan waktu sekitar tiga hingga enam minggu. Di samping itu, sifilis primer juga bisa ditandai dengan pembengkakan kelenjar di bagian leher, ketiak, atau pangkal paha.
BACA JUGA: Homoseksual Kembali Dibela
SIFILIS SEKUNDER
Beberapa minggu setelah luka menghilang, gejala sifilis sekunder akan muncul. Ruam bisa muncul di bagian tubuh mana pun, terutama pada telapak tangan dan kaki. Gejala lainnya adalah kutil di sekitar vagina pada wanita, dan kutil di sekitar anus bisa dialami pria dan wanita.
Gejala yang mirip seperti penyakit flu juga bisa muncul. Penderita akan mengalami rasa lelah, sakit kepala, nyeri pada persendian, dan demam. Selain itu penurunan berat badan dan kerontokan rambut bisa terjadi. Kelenjar limfa juga mengalami pembengkakan.
Gejala-gejala ini akan berlangsung selama beberapa minggu, serta bisa muncul dan menghilang secara berulang kali selama beberapa bulan ke depan.
SIFILIS LATEN
Pada tahapan ini bakteri tetap ada, tapi sifilis tidak menimbulkan gejala apa pun. Selama 12 bulan pertama tahapan sifilis laten, infeksi masih bisa ditularkan. Setelah dua tahun, infeksi masih ada di dalam tubuh, tapi tidak bisa ditularkan kepada orang lain lagi. Tahapan ini bisa berlangsung bertahun-tahun.
SIFILIS TERSIER
Ia adalah tahap sifilis yang paling berbahaya. Sekitar 30 persen penderita sifilis yang tidak diobati akan mengalami tahapan tersier. Gejala sifilis tersier dimulai beberapa tahun setelah infeksi pertama menulari tubuh.
Pada tahap ini, sifilis bisa sangat berbahaya dan bahkan menyebabkan kematian. Sifilis tersier bisa berdampak pada mata, otak, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan sendi-sendi. Akibatnya, penderita bisa mengalami kebutaan, stroke, atau penyakit jantung akibat infeksi menular seksual ini. Wallahu a’lam [-]
REFERENSI:
Yusuf al-Hajj Ahmad, Mausu’ah al-I’jaz al-Ilmi fil-Qur’an al-Karim wa as-Sunnah al-Muthahharah