Memohon Diringankan Siksanya di Neraka
Di antara bentuk mengimani Al-Qur’an adalah memercayai segala hal yang diberitakan Allah di dalamnya.
Tidak terkecuali terkait kehidupan akhirat yang hari ini masih ghaib.
Salah satu berita yang dikabarkan oleh Allah perihal kehidupan akhirat ialah adanya permintaan penduduk neraka kepada para penjaga neraka Jahannam agar adzab yang mereka terima diringankan.
Permohonan ini diabadikan Allah dalam surat Ghafir (Al-Mu’min) ayat 49.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ الَّذِينَ فِي النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِّنَ الْعَذَابِ} غافر : 49}
Artinya, “Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada para penjaga neraka Jahannam, ‘Mohonkanlah kepada Rabbmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari’.”
Surat Ghafir ayat 49 ini menceritakan beratnya depresi yang diderita oleh penduduk neraka dan besarnya keputusasaan yang menghantui mereka.
Sekarang mari kita tadabburi; betapa kata-kata dalam ayat di atas menunjukkan bahwa penduduk neraka sudah berputus asa untuk bisa terlepas dari siksa neraka yang tak berkesudahan.
1. Penduduk neraka menyampaikan permohonan kepada penjaga-penjaga neraka jahannam.
Di dalam surat Ghafir ayat 49 disebutkan bahwa penduduk neraka berkata kepada para penjaga neraka Jahannam, mereka tidak meminta (berdoa) langsung kepada Allah.
Hal ini dilakukan karena mereka malu jika meminta kepada Allah, Dzat yang dulu mereka sekutukan.
Maka, mereka pun memohon kepada para penjaga neraka Jahannam yang diharapkan bisa menjadi perantara untuk menyampaikan keluh-kesah mereka kepada Allah.
2. Mereka mengatakan, “mohonkanlah kepada Rabbmu.”
Lihatlah!
Kata “Rabbmu” dalam ayat ini mengandung kesan bahwa mereka malu sekali kalau mengatakan, Rabb kami.
Mereka dulu tidak beriman kepada-Nya, dan tidak menjadikan Allah subhanahu wa ta’ala sebagai Rabb mereka.
Maka, pada saat itu pun mereka sangat malu kalau mengaku-ngaku bahwa Allah adalah Rabb mereka.
Mereka mengatakan kepada para malaikat penjaga neraka Jahannam, Rabb kalian.
Sekali lagi, pada kata ini mengandung kehinaan bagi mereka.
Karena dulunya mereka tidak beriman, tapi sekarang meminta sesuatu kepada Allah melalui perantara Malaikat penjaga neraka Jahannam.
3. Mereka mengatakan, “supaya Dia meringankan Adzab dari kami.”
Apa yang dipinta oleh penduduk neraka?
Mereka meminta agar adzab dan siksa mereka diringankan.
Ini sekaligus menunjukkan bahwa mereka betul-betul merasakan dahsyatnya siksa neraka.
Sampai-sampai mereka memelas memohon agar siksanya diringankan.
Ya, mereka hanya meminta agar adzab yang mereka derita diringankan.
Mereka tidak memohon agar adzab itu diangkat.
Karena mereka tahu bahwa Allah betul-betul murka kepada mereka, sehingga tidak mungkin adzab-Nya diangkat.
Mereka hanya meminta diringankan adzabnya.
4. Mereka mengatakan, “barang sehari saja.”
Kata ini pun mengindikasikan kesedihan yang begitu mendalam.
Mereka hanya meminta agar adzab diringankan barang sehari saja.
Sama sekali tidak meminta agar diringankan untuk selama-lamanya.
Cukup sehari saja.
Ah, alangkah menderitanya penduduk neraka.
Kita memohon dan berlindung kepada Allah agar diselamatkan dari siksa neraka.
Nas’alullahal ‘afiyah wana’udzubillahi min ‘adzabin naar.
Sebagian Ulama menjelaskan bahwa jika permintaan ‘sederhana’ ini dikabulkan oleh Allah, para penduduk neraka akan mati karena kegirangan.
Namun, ternyata permintaan mereka tidak pernah dikabulkan oleh-Nya.
Akhukum fillah,
Ibnu Abdil Bari عفا الله عنه
Penikmat Kisah Qur’ani
Tulisan ini terinspirasi dari pemaparan Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah ketika membahas Tafsir Juz ‘Amma. Beliau mengaitkan salah satu ayatnya dengan surat Ghafir ayat 49 di atas.
Wallahu a’lam bish shawab.