Selama bulan Ramadhan, biasanya kaum muslimin berlomba-lomba untuk melaksanakan shalat sunnah secara berjama’ah. Di antaranya shalat tarawih dan shalat witir yang dikerjakan setelah shalat Isya’. Namun sangat disayangkan, menjadi kebiasaan pula setelah bulan Ramadhan usai, kebanyakan kaum muslimin tidak lagi mengerjakan shalat sunnah di malam hari tersebut. Padahal semestinya kaum muslimin selalu semangat mengerjakan shalat sunnah di malam hari yang bernama shalat tahajjud tersebut.
Shalat tahajud adalah shalat sunah yang dikerjakan di waktu malam, antara waktu setelah shalat Isya’ sampai menjelang waktu shalat Shubuh. Waktu yang paling utama adalah pada sepertiga malam terakhir. Minimal jumlah rakaatnya adalah dua rakaat. Adapun maksimal jumlah rakaatnya tidak ada batasan. Shalat tahajud dikerjakan dengan dua rakaat satu kali salam.
Hal itu berdasar sabda Nabi SAW, “Shalat malam itu tiap dua rakaat salam, tiap dua rakaat salam. Apabila kalian khawatir telah datang waktu Shubuh, hendaklah ia menutup shalatnya dengan shalat witir satu rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
(baca juga: Sujud yang Khusyu’ Penghilang Suntuk)
KEUTAMAAN SHALAT TAHAJUD
Shalat tahajud sangat dianjurkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Nabi SAW bersabda, “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
Pada awal kedatangannya di Madinah, Nabi SAW memerintahkan para sahabat untuk mengerjakan shalat malam. Beliau menjelaskan keutamaannya dengan bersabda, “Wahai segenap manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan (kepada orang yang kelaparan), sambunglah tali kekerabatan, dan lakukanlah shalat malam di saat orangg-orang erlelap tidur. Niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Sahabat Bilal bin Rabbah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْم، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ
“Hendaklah kalian melaksanakan shalat malam, karena sesungguhnya shalat malam itu adalah kebiasaan baik orang-orang shalih terdahulu. Sesungguhnya shalat malam itu adalah amalan mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus amalan-amalan keburukan, dan pengusir penyakit dari anggota badan.” (HR. Tirmidzi dan Al-Baihaqi. Di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang lemah bernama Muhammad bin Sa’id Asy-Syami Al-Qurasyi)
Selain pahala yang sangat besar di sisi Allah, shalat tahajud memiliki dampak yang sangat positif bagi kesehatan fisik kaum muslimin. Beberapa penelitian dunia kedokteran telah menyimpulkan hal itu.
Salah satu penelitian tersebut adalah disertasi doktoral Prof. Dr. Muhammad Sholeh, dosen UIN Sunan Ampel Surabaya, yang beliau pertahankan sehingga mendapatkan gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada program Pasca Sarjana Universitas Surabaya. Disertasi tersebut berjudul “Pengaruh Shalat Tahajjud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik : Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi”.
Penelitian beliau menyimpulkan jika seorang muslim melakukan shalat tahajud secara rutin, benar gerakannya, ikhlas, dan khusyu’, niscaya ia akan terbebas dari penyakit infeksi dan kanker. Penelitian menyebutkan bahwa shalat tahajud membuat kadar hormon kortisol seseorang menjadi rendah.
Hormon kortisol adalah salah satu hormon stres. Kadar hormon ini semakin meninggi ketika kita dalam keadaan stres. Dengan kadar hormon yang meninggi kita lebih mudah berbuat salah, sulit berkonsentrasi, dan daya ingat kita kurang baik. Hormon ini oleh pakar kesehatan dijadikan tolak ukur untuk tingkat stres seseorang. Makin stres seseorang, maka hormon kortisol semakin meninggi dalam darahnya. Hormon kortisol memiliki kadar tertinggi di waktu tengah malam hingga waktu pagi, terutama pagi-pagi sekali (normal di pagi hari berkisar 38-690 mmol/liter, sedangkan di waktu malam 69-345 mmol/liter).
Jika kadar stres tersebut berlebihan, maka kadar hormon adrenalin dan hormon kortisol akan meningkat sehingga mengganggu sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, seseorang akan mudah terkena infeksi, penyakit maag, asma, dan memperburuk penyakit degeneratif kronis (kanker, diabetes, rematik, dan lain-lain).
Dengan shalat tahajud yang dilakukan secara rutin, ikhlas, dan khusyu’, niscaya seorang muslim akan memiliki ketenangan batin yang kokoh. Sehingga ia akan lebih terhindar dari stres. Wallahu A’lam bishshawab. []
REFERENSI:
Muhammad Sholeh, Pengaruh Shalat Tahajjud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik: Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi