ANJURAN BERBUKA DENGAN KURMA
Salah satu amalan yang disunahkan dalam shaum adalah berbuka dengan beberapa butir kurma. Sahabat Salman bin Amir Ad-Dhabi a meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ telah bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian berbuka, hendaklah ia berbuka dengan kurma karena kurma mengandung banyak keberkahan. Jika ia tidak mendapatkan kurma, hendaklah ia berbuka dengan air, karena air adalah suci.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)
Sahabat Anas bin Malik a berkata, “Ketika berbuka, Rasulullah ﷺ makan beberapa butir kurma ruthab sebelum shalat Maghrib. Jika tidak ada kurma ruthab (kurma matang yang masih basah), beliau berbuka dengan kurma tamr (kurma matang yang telah kering). Jika tidak ada, maka beliau minum air beberapa teguk.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan At-Tirmidzi)
KORELASI KURMA DAN SHAUM
Setelah seharian penuh seorang muslim melaksanakan shaum, akan terjadi penurunan konsentrasi glukosa dan insulin dalam darah di trombosis vena porta (portal vein thrombosis).
Hal ini selanjutnya mengurangi proses penghabisan dan penyerapan glukosa melalui sel-sel hati (hepatocyte) dan saraf motoric atau senyawa kimia. Hal itu menyebabkan kontriksi (penyempitan) pembuluh darah, seperti sel-sel otot dan selsel saraf, saat simpanan glikogen dalam hati telah atau hampir habis dipecah.
Pada kondisi seperti ini, jaringan-jaringan mengandalkan pendapatan energi dari oksidasi asam lemak dan oksidasi glukosa yang diproduksi di dalam hati dari asam amino dan gliserol.
Menyuplai glukosa ke dalam tubuh dengan cepat dalam kondisi seperti ini memiliki banyak manfaat. Sebab, konsentrasi glukosa dalam darah di thrombosis vena porta langsung meningkat setelah diserap ke dalam sel-sel tubuh. Mula-mula ia diserap oleh sel-sel hati. Kemudian ia diserap oleh sel-sel otak, darah, sistem saraf, sistem otot, dan semua jaringan tubuh lainnya. Bagi selsel tersebut, zat-zat gula adalah nutrisi yang ideal dan mudah digunakan sebagai energi.
Dengan demikian, oksidasi asam amino bisa berhenti. Sehingga gejala-gejala tubuh lemah dan gangguan ringan pada sistem saraf pun hilang. Demikian pula, mengonsumsi glukosa bisa menghentikan proses pemecahan asam amino di dalam hati. Dampak positifnya adalah protein tubuh tetap terjaga.
NUTRISI DALAM KURMA
Kurma termasuk buah yang paling kaya kandungan glukosanya. Ia nutrisi ideal bagi tubuh karena memiliki persentase zat gula yang cukup tinggi, yaitu berkisar antara 75 % sampai 87 %, dengan kandungan glukosanya 55 %, sedangkan kandungan fruktosanya 45 %.
Kurma juga mengandung protein yang cukup tinggi, lemak, beberapa vitamin, terutama vitamin A, B2, dan B12, serta beberapa mineral penting, seperti kalsium, fosfor, potasium, sulfur, sodium, magnesium, kobalt, seng, florin, tembaga, mangan, dan selulosa.
Fruktosa berubah menjadi glukosa dengan sangat cepat dan langsung diserap dari sistem pencernaan sehingga mampu mengganti kekurangan energi pada tubuh. Terutama ada beberapa jaringan yang kebutuhannya terhadap glukosa bersifat mendasar, misalnya sel-sel otak, saraf, sel-sel darah marah, dan sel-sel sumsung tulang.
Fruktosa dengan selulosa merangsang dan menyemangatkan aktivitas peristaltik (gelombang kontraksi berturut-turut pada alat pencernaan yang mendorong sisa makanan).
Adapun kandungan fosfor sangat penting untuk memberikan nutrisi kepada bagianbagian otak dan masuk di dalam susunan komposisi fosfat yang menghantarkan energi dan mengarahkan penggunaannya di seluruh sel tubuh.
BACA JUGA: Prinsip Pencegahan Wabah Menurut Nabi
Semua jenis vitamin yang terkandung di dalam buah kurma memiliki peran efektif dalam proses pencernaan makanan atau asimilasi (A, B1, B12), biotin, riboflavin, dan yang lainnya. Ia juga memiliki efek penenang saraf.
Komposisi mineral yang terkandung di dalam buah kurma memiliki peran penting dalam membentuk beberapa enzim yang sangat dibutuhkan oeh tubuh dalam beraktivitas.
Kandungan tersebut juga memiliki peran yang sangat penting dalam pengerutan dan pembengkakan otot dan menstabilkan asam alkali di dalam tubuh.
Dengan demikian, zat tersebut bisa menghilangkan ketegangan otot atau saraf dan menstabilkan seluruh bagian tubuh.
Sebaliknya, jika makanan-makanan yang berprotein atau berlemak itu dikonsumsi oleh orang yang berbuka, makanan tersebut tidak bisa langsung diserap. Tetapi ia harus melalui proses pencernaan, pemecahan, dan penguraian yang cukup lama sehingga makanan tersebut tidak mampu memberikan suplai energi yang dibutuhkan tubuh secara cepat.
Selain vitamin dan mineral, kurma mengandung fiber atau serat yang merupakan faktor penting dalam menggiatkan gerakan dan kelenturan usus. Serat merupakan pencahar alami, pencegah sembelit (susah buang air besar), dan berbagai gangguan lainnya.
Sungguh indah dan penuh hikmah anjuran berbuka dengan memakan beberapa butir kurma. Wallahu a’lam bish-shawab []
Referensi: Yusuf Al-Hajj Ahmad, Mausu’ah Al-I’jaz Al-Ilmi filQur’anil Karim was Sunnah Al-Muthahharah.