Berlomba dalam Kebajikan
Bulan Ramadhan adalah moment istimewa untuk mendekatkan diri kepada Allah ‘azza wajalla. Bahkan ia adalah waktu terbaik untuk meningkatkan kualitas takwa, dan berlomba dalam kebajikan. Tidak ada hari—dalam sebulan—di mana umat Islam memperbanyak ibadah selain pada hari-hari pada bulan Ramadhan. Pada bulan inilah umat Islam banyak mengisi waktu siang dan malamnya dengan berbagai amal ketaatan; berzikir, tilawah, berdoa, bersujud, bersedekah dan amal-amal shalih lainnya.
Maka, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa bulan Ramadhan ialah bulan untuk berlomba dalam kebajikan.
Baca: Tanda Sukses di Bulan Ramadhan
Pada bulan Ramadhan, umat Islam berbondong-bondong bangun di sepertiga malam terakhir untuk mempersiapkan dan menyantap hidangan makan sahur, demi mengamalkan anjuran dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, “Makan sahurlah kalian! Karena ia mengandung berkah!”
Seusai makan sahur, mereka menyempatkan waktu sejenak untuk mendirikan shalat tahajud, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah yang berkenan membangkitkannya dari tidur. Lalu ia tutup shalat tersebut dengan beristighfar kepada Allah ‘azza wajalla; seolah-olah ia memosisikan dirinya sebagai pendosa. Karena shalat yang ia persembahkan masih banyak cacatnya.
Ketika adzan Shubuh berkumandang, mereka menjawab tiap lantunan adzan dengan kata-kata yang sama, dengan penuh kekhusyukan dan perenungan; bahwa hanya Allah Dzat Yang Maha Besar dan Maha Agung. Dan setelah adzan selesai, mereka mendirikan shalat sunah dua rekaat fajar yang disabdakan oleh Nabi bahwa kedua rekaat ini lebih baik daripada dunia seisinya. Alangkah ringkasnya dua rekaat itu, tapi alangkah besar pahalanya! Lantas, bagaimana dengan shalat wajibnya? Tentu pahalanya lebih besar.
Baca: Ironi Ramadhan
Selain ibadah-ibadah pada awal pagi di atas, ada banyak ibadah lain yang tak kalah penting. Sepanjang hari bulan Ramadhan, umat Islam berlomba untuk memperbanyak dzikir, baik pagi, siang dan sore hari. Karena dzikir adalah ibadah yang paling ringan dilakukan tetapi berpahala besar.
Pada bulan Ramadhan pula, umat Islam berlomba untuk memperbanyak berinteraksi dengan al-Qur’an. Sehingga para salaf dahulu banyak memanfaatkan bulan yang agung ini dengan banyak-banyak membaca al-Quran; ada yang khatam dua kali dalam sehari, satu kali dalam sehari. Kuantitas tilawah ini melebihi hari-hari biasa, dan bulan lain selain bulan Ramadhan.
Pada bulan yang penuh berkah ini pula, umat Islam juga berusaha untuk berderma; memberikan sebagian rizki yang diberikan Allah kepadanya kepada kaum yang membutuhkan. Karena pada bulan Ramadhan inilah, mereka bisa merasakan derita yang biasa dialami oleh orang-orang yang kelaparan.
Baca: Saat Haid Datang di Bulan Ramadhan
Termasuk amalan yang menjadi amal andalan pada bulan Ramadhan, dan menjadi daya tarik sendiri bagi umat Islam ialah berbagi hidangan berbuka. Hal ini dikarenakan adanya kabar gembira dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada umatnya bahwa orang yang memberi hidangan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.
Duhai, alangkah indahnya jika moment perlombaan dalam bulan yang mulia ini juga berlaku pada bulan-bulan selain Ramadhan.
KAPAN LAGI?
Imam Hasan Al-Bashri berkata, “Sesungguhnya Allah menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum bagi hamba-hamba-Nya untuk berlomba-lomba dalam melaksanakan ketaatan dan meraih ridha-Nya. Sebagian orang bergegas sehingga mereka beruntung, sedang sebagian lain tertinggal lalu mereka merugi. Namun, yang mengherankan adalah adanya orang yang main-main dan tertawa-tawa pada hari di mana orang-orang yang berbuat ihsan beruntung, dan orang-orang yang melakukan kebatilan merugi.”
Maka, bulan Ramadhan ialah bulan pembuktian kualitas iman; siapakah yang bergegas menjawab seruan dari Allah untuk berpuasa pada siang hari bulan Ramadhan dan menghiasinya siang dan malamnya dengan amal shalih hingga ia merasakan kedekatan kepada Allah, dan mencicipi manisnya ketaatan kepada-Nya.
Baca: Hadist Dhaif yang Populer Seputar Ramadhan
Di sisi yang lain, ada orang yang bermalas-malasan dalam mengisi bulan suci Ramadhan dengan ketaatan. Baginya, tiada keistimewaan apapun pada bulan Ramadhan. Ia hanya memikirkan bagaimana puasanya tetap sah, tanpa mengiringinya dengan amal-amal shalih yang bisa menambah pundi-pundi pahala amal shalih di sisi-Nya. Ia pun menghabiskan waktunya pada bulan Ramadhan dengan mengobrol, tidur, dan aktifitas-aktifitas rendahan yang tidak berkualitas.
Hal yang lebih mengherankan lagi ialah, adanya orang-orang yang masih bermain-main dan tertawa ketika menghadapi hari perlombaan; perlombaan menuju jannah yang luasnya seluas langit dan bumi. Alangkah jahilnya orang yang seperti ini kondisinya.
Dari ketiga kelompok ini, di manakah posisi kita? Pastikan bahwa kita berada di kelompok yang pertama. Karena bulan Ramadhan ialah bulan berlomba dalam kebaikan untuk menggapai ridha ar-Rahman. Wallahul muwaffiq. [Ikhwanuddin/hujjah.net]